VARIASI DAN GAYA MENGAJAR
A.
PENDAHULUAN
Pada umumnya, setiap individu tidak menginginkan kebosanan dalam
kehidupannya. Orang akan merasa jenuh dan tidak lagi bersemangat untuk
melakukan sesuatu yang monoton/tidak pernah berubah. Jika sudah kehilangan semangatnya,
tidak menutup kemungkinan orang tersebut akan gagal dalam berbagai hal. Oleh
karena itu, perlu adanya variasi kegiatan yang memunculkan kembali passion
dalam menyelesaikan pekerjaannya.
Demikian juga dalam proses pembelajaran, jika guru tidak menggunakan
variasi dalam penyampaian materi pembelajaran, hal ini akan menyebabkan peserta
didik menjadi bosan, perhatian peserta didik berkurang, mengantuk, tidak
bersemangat, dan akibatnya tujuan pembelajaran tidak dapat tercapai, bisa
dikatakan proses pembelajaran tidak berhasil. Untuk mengatasi masalah ini, guru
memerlukan adanya variasi dalam mengajar.
Variasi ini dimaksudkan untuk meningkatkan perhatian peserta didik
serta membangkitkan kemauan serta kesungguhan dalam belajar sehingga tujuan
pembelajaran dapat tercapai dengan optimal.
B.
MAKNA DAN FUNGSI VARIASI MENGAJAR
Variasi dapat
diartikan sebagai kegiatan yang bermacam-macam sebagai akibat perubahan dari
keadaan sebelumnya. Menurut Depdiknas (2003), variasi mempunyai beberapa makna,
yaitu: tindakan atau hasil perubahan dari keadaan semula, selingan, bentuk/rupa
yang lain, dan perubahan turun-temurun yang disebabkan oleh perubahan
lingkungan. Jika di hubungkan dengan proses pembelajaran, variasi mengajar
adalah bermacam atau beragam bentuk/rupa kegiatan yang dilakukan oleh guru
dalam menyajikan materi pembelajaran kepada peserta didik. Jadi, variasi
mengajar dapat dimaknai sebagai bentuk perubahan atau invasi yang diberikan
oleh guru dalam proses pembelajaran yang diamati dari berbagai aspek, yaitu: variasi
dalam gaya mengajar, variasi dalam penggunaan materi pembelajaran, dan variasi
dalam interaksi antara guru dengan peserta didik.
C.
TUJUAN VARIASI MENGAJAR
Secara
rinci, ada beberapa tujuan penggunaan variasi mengajar, terutama dimaksudkan
untuk meningkatkan perhatian, motivasi, dan belajar peserta didik. Menurut
Julaiha (2007), penggunaan variasi dalam proses pembelajaran bertujuan untuk
menghilangkan kebosanan peserta didik dalam belajar, meningkatkan motivasi
belajar peserta didik, mengembangkan keingintahuan peserta didik dalam hal-hal
baru, dan melayani gaya belajar peserta didik yang beraneka ragam.
Berdasarkan
pemeparan diatas, tujuan dari mengadakannya variasi dalam kegiatan pembelajaran
dapat dijelaskan sebagaimana uraian dibawah ini:
1.
Meningkatkan
dan memelihara perhatian peserta didik terhadap relevansi proses pembeljaran.
Dalam proses pembelajaran, perhatian peserta didik terhadap materi
pembelajran yang diberikan merupakan aspek yang sangat penting. Oleh karena
itu, guru dituntut untuk memperhatikan variasi mengajarnya, apakah sudah dapat
meningkatkan dan menjaga perhatian peserta didik terhadap materi yang
dijelaskan atau belum.
2.
Memberikan
kesempatan kemungkinan berfungsinya motivasi
Motivasi memegang peranan penting dalam belajar. Seorang peserta
didik tidak akan dapat belajar dengan baik jika tidak ada motivasi di dalam
dirinya.
3.
Membentuk
sikap positif terhadap guru dan sekolah
Tidak dapat dipungkiri bahwa di dalam kelas, ada peserta didik
tentu kurang senang terhadap seorang guru. Konsekuensinya, bidang studi yang
diampu oleh guru tersebut juga kurang disenangi. Kurang senangnya seorang
peserta didik terhadap guru bisa jadi disebabkan oleh gaya mengajar guru yang
kurang bervariasi. Oleh karena itu, guru harus melakukan kombinasi, variasi,
dan pengembangan dalam penggunaan metode, gaya mengajar, perhatian kepada
peserta didik, suara, kontak pandang, dan sebagainya untuk menumbuhkan sikap
positif peserta didik kepada guru dan sekolah.
4.
Memberikan
kemungkinan pilihan dan fasilitas belajar individual
Guru dituntut untuk mempunyai berbagai keterampilan yang mendukung
tugasnya dalam mengajar, termasuk keterampilan dalam penguasaan metode
mengajar, penggunaan media, dan pendekatan.selain itu aspek lain yang sangat
penting bagi keterampilan guru dalam penguasaan variasi mengajar ialah
ketersediaan fasilitas di kelas/sekolah. Fasilitas berfungsi sebagai alat bantu
pengajaran, alat peraga, dan sumber belajar.
5.
Mendorong
peserta didik untuk belajar
Menyediakan lingkungan belajar merupakan tugas guru, sedangkan
kewajiban belajar ialah tugas peserta didik. Oleh karena itu, Peran seorang
guru ialah dapat menciptakan lingkungan belajar yang mampu mendirong peserta
didik untuk senang dan bergairah belajar.
D.
PRINSI VARIASI MENGAJAR
Penggunaan variasi mengajar harus
tersusun berdasarkan rencana yang jelas yang didasarkan pada rujukan tujuan
pembelajaran. Untuk mencapai keharusan tersebut, maka seorang guru dituntut
prinsip dalam menggunakan variasi mengajar.
Beberapa langkah untuk mewujudkan prinsip tersebut diantaranya sebagai
berikut:
1.
Variasi pengajaran
yang diselenggarakan harus menunjang dan dalam rangka merealisasikan tujuan
pembelajaran.
2.
Penggunaan variasi
mengajar harus lancar dan berkesinambungan tidak mengganggu proses belajar
mengajar dan anak didik akan lebih memperhatikan berbagai proses pengajaran
secara utuh.
3.
Penggunaan variasi
mengajar harus bersifat terstruktur, terencana dan sistematik.
4.
Penggunaan variasi
mengajar harus luwes (tidak kaku) sehingga kehadiran varisi itu semakin
mengoptimalkan kegiatan belajar mengajar.
Prinsip itulah yang setidaknya diperlukan seorang guru dalam penggunaan
variasi mengajar. Prinsip ini menunjukan bahwa dalam penggunaan variasi
mengajar, guru hendaknya memperhatikan keberadaan siswa, situasi dan kondisi lingkunagan.
E. KOMPONEN VARIASI MENGAJAR
Pada dasarnya komponen dalam mengajar dibagi dalam
tiga kategori besar yaitu variasi gaya mengajar, variasi media dan materi
pembelajaran, dan variasi interaksi.
1. Variasi gaya mengajar
a. Pengguaan variasi suara (intonation, volume, and speed
), variasi suara adalah perubahan dari tinggi kerendah dari cepat menjadi
lambat, dari gembira menjadi sedih atau pada suatu saat memberikan tekanan dan
kata-kata tertentu.
b. Pemusatan perhatian/penekanan (focusing), memusatkan perhatian
siswa pada hal-hal yang dianggap penting yang dapat dilakukan guru.
c. Pemberian waktu (pausing), adanya kesenyapan, kebisuan
atau keselingan diam yang secar tiba-tiba dan disengaja selagi guru menerangkan
sesuatu, yang mana ini merupakan salah satu alat yang baik untuk menarik
perhatian siswa.
d. Kontak pandangan (eye contact), ketika proses mengajar
berlangsung, jangan sampai guru menunduk terus atau melihat langit-langit dan
tidak berani mengadakan kontak mata dengan para peserta didiknya.
e. Gerakan anggota badan (gesturing), gerak anggota badan
juga perlu divariasi, variasi dalam ekspresi wajah guru, gerakan kepala, dan
gerakan badan adalah aspek yang sangat penting dalam berkomunakasi. Gunanya
untuk menyampaikan pesan yang disampaikan dan menarik perhatian. Ekspresi wajah
yaitu dengan tersenyum, menegrutkan dahi, cemberut, menaikkan alis mata dan
untuk menunjukan kekaguman yaitu dengan tercengan maupun heran.gerakan kepala
dapat dilakukan dengan bermacam-macam yaitu dengan mengangguk atau menggelekan.
Gerakan jari yaitu dengan mengetuk-ngetuk yang mendakan waktu dan lain
sebagainya.
f. Perpindahan posisi, perpindahan posisi guru dalam kelas
yaitu agara dapat mempertahankan perhatian siswa. Terutama sekali bagi guru
yang menyajikan pelajaran dikelas, biasakan bergerak bebas tidak kikuk atau
ragu dan menghindari perilaku negatif. Perpindahan posisi guru dalam ruang
kelas dapat dilakukan dari bagian depan ke belakang, sisi kiri ke sisi kanan,
atau di antara peserta didik dari belakang ke sisi samping kelas.
2. Variasi media dan materi pembelajaran
a. Variasi Media Pandang (visual aids)
Penggunaan media pandang dapat diartikan sebagai penggunaan alat dan
bahan ajaran khusus untuk komunikasi, sperti buku, majalah, globe, peta,
majalah dinding, film, film strip, TV, Radio, tape recorder, gambar grapik,
model, dukumentasi, dan lain-lain. Penggunaan yang lebih luas dari alat-alat
tersebut akan memiliki keuntungan:
a) Membantu secara konkrit konsep berpikir, dan mengurangi respon yang kurang
bermanfaat.
b) Memiliki secara potensial perhatian peserta didik pada tingkat yang tinggi.
c) Dapat memberi hasil belajar yang riil yang akan mendorong kegiatan mandiri
peserta didik.
d) Mengembangkan cara berpikir yang berkesinambungan, seperti halnya dalam
film.
e) Memberi pengalaman yang tidak mudah dicapai oleh alat lain.
f)
Menambah frekuensi
kerja, lebih dalam dan variasi belajar.
b. Variasi Media Dengar (audio aids)
Pada umumnya dalam proses belajar mengajar di kelas, suara guru adalah alat
utama dalam berkomunikasi. Variasi dalam penggunaan media sangat memerlukan
saling bergantian atau kombinasi dengan media pandang dan media taktil. Sudah
barang tentu ada sejumlah media dengar yang dapat dipakai untuk itu, di
antaranya ialah pembicaraan peserta didik, rekaman bunyi dan suara, rekaman
musik, rekaman drama, wawancara, bahkan rek suara ikan lumba-lumba, yang
semua itu dapat memiliki relevansi dengan pengajaran.
c. Variasi media dengar dan pandang (audio-visual aids)
Penggunaan media dengar dan pandang melibatkan indra pendengaran dan
penglihatan. Media yang termasuk jenis ini antara lain: film, televisi, radio,
slide projector, dan sebagainya.
d. Variasi yang dapat diraba, dimanipulasi, dan digerakkan (motorik)
Penggunaan media yang dapat diraba, dimanipulasi, dan digerakkan akan
menarik perhatian peserta didik dan dapat melibatkan peserta didik dalam
membentuk dan mempragakan kegiatannya, baik secara individu maupun
kelompok. Media yang dapat
diklasifikasikan ke dalam tipe ini meliputi peragaan yang dipresentasikan oleh
guru atau peserta didik, model, specimen, patung, topeng, dan boneka.
e. Variasi meteri pembelajaran
Penggunaan variasi materi pembelajaran yang dimaksudkan di sini ialah bahwa
guru dalam proses pembelajaran tidak hanya mengajarkan materi-materi pokok
saja, tetapi juga harus diselingi (divariasikan) dengan materi-materi penunjang.
Materi penunjang yang dimaksud seperti contoh-contoh verbal, cerita atau
anekdot, dan sebagainya.
3. Variasi Interaksi
Pola interaksi guru dengan murid dalam kegiatan
belajar mengajar sangat beranekaragam coraknya, mulai dari gerakan yan
didominasi oleh guru sampai yang dilakukan yang dilakukan oleh murid itu
sendiri yang mana ini semua dilakukan untuk menghindari kebosanan dalam
belajar. Adapun jenis pola interaksi (gaya interaksi) dapat digambarkan sebgai
berikut :
a. Pola guru – peserta didik : komunikasi sebagai aksi
satu arah
b. Pola guru - peserta didik - guru : ada kebalikan
(feedback), bagi guru, tidak interaksi antar siswa .
c. Pola guru – peserta didik – peserta didik: ada balikan
bagi guru, siswa saling belajar satu sama lain.
d. Pola guru – peserta didik, peserta didik - guru,
peserta didik – peserta didik : interaksi optimal antara guru dengan murid dan
atara murid dengan murid (komunakasi sebagai tranksaksi multi arah)
e. Pola melingkar : setiap siswa mendapatkan giliran untuk
mengemukakan sambutan atau jawaban, tidak diperkenankan berbicar dua kali
apabila setiap siswa belum dapat giliran
F. GAYA MENGAJAR
1. Pengertian Gaya Mengajar
Gaya mengajar dapat diartikan sebagai dimensi atau kepribadian luas yang
mencakup posisi guru, pola perilaku, modus kinerja, serta sikap terhadap diri
sendiri dan orang lain. Gaya mengajar adalah bentuk penampilan guru saat
mengajar, baik yang bersifat kurikuler maupun psikologis. Gaya mengajar yang
kurikuler dapat ditunjukan ketika guru mengajar sesuai dengan tujuan dn sifat
mata pelajaran tersebut. Sementara itu, gaya mengajar yang bersifat psikologis
dapat diamati ketika guru mengajar sesuai dengan motivasi peserta didik,
pengelolaan kelas, dan evaluasi hasil belajar.
2. Macam – macam gaya mengajar.
1) Gaya mengajar klasik.
Dalam pembelajaran
klasik, peran guru sangat dominan karena merupakan satu – satunya pihak dalam
penyampaian materi pembelajaran. Dengan kata lain, peserta didik lebih
cenderung bersikap pasif dalam proses pembelajaran sehingga akan mengahambat
kemajuan peserta didik. Adapun ciri – ciri gaya mengajar klasik dapat
disebutkan sebagai berikut:
a. Materi pembelajaran berupa sejumlah informasi dan ide yang sudah populer
dan diketahui peserta didik, bersifat objektif, jelas, sistematis, dan logis.
b. Proses penyampaian materi mengandung nilai – nilai lama dari generasi
terdahulu ke generasi berikutnya yang bersifat memelihara, tidak didasarkan
pada minat peserta didik, hanya didasarkan pada minat peserta didik, hanya
didasarkan pada urutan tertentu.
c. Peran peserta didim pasif, hanya diberi pelajaran untuk didengarkan.
d. Guru berperan sangat dominan, hanya menympaikan materi pembelajaran,
otoriter, tetapi benar – benar menguasai materi yang diajarkan.
2) Gaya mengajar teknologis.
Guru mengajar
teknologis ini mensyaratkan guru untuk berpegang pada media yang tersedia. Guru
mengajar dengan memperhatikan kesiapan peserta didik dan selalu memberi
rangsangan kepada peserta didiknya untuk mampu menjawab persoalan. Dengan
kebebasan peserta didik untuk memilih mata pelajaran dan diperkenankan
menggunakan seperangkat media yang tersedia,hal ini bukan mengurangi peran
guru, melainkan guru seharusnya memantau perkembangan belajar peserta didik
sehingga hasil belajar peserta didik dapat diperoleh secara maksimal. Gaya
mengajar teknologis mempunyai karateristik sebagai berkut:
a. Materi pembelajaran terperogram sedemikian rupa dalam perangkat lunak (
software) dan keras ( hardware) yang ditekankan pada kompetensi peserta didik
secara individual, disusun oleh ahlinya masing – masing, terkait dengan data
objektif dan ketrampilan peserta didik untuk menunjang kompetensinya.
b. Materi pembelajaran disampaikan sesuai dengan tingkat kesiapan peserta
didik dengan memberi stimulan pada peserta didik untuk dijawab.
c. Peran peserta didik ialah mempelajari apa yang dapat emberi manfaat pada
dirinya, belajar dengan menggunakan media secukupnya, dan merespon apa yang
diajarkan kepadanya dengan bantuan media.
d. Peran guru adalah sebagai pemandu ( pembimbing peserta didik dalam proses
pembelajaran), pengarah ( memberi petunjuk kepada peserta didik dalam proses
pembelajaran), dan fasilisator ( memberi kemudahan kepada peserta didik dalam
proses pembelajaran.
3) Gaya mengajar personalisasi
Gaya mengajar ini,
peserta didik dipandang sebagai seorang pribadi yang mempunyai potensi untuk
dikemabangkan. Disinilah, guru inisiator selalu memposisikan dirinya sebagai
mitra belajar peserta didik dengan memberikan bantuan atas perkembangan peserta
didik dalam berbagai aspek. Adapun ciri – ciri gaya mengajar personalisasi
adalah sebagai berikut:
a. Materi pembelajaran disusun secara situasional sesuai dengan minat dan
kebutuhan peserta didik.
b. Materi pembelajaran disampaikan sesuai dengan perkembangan mental,
emosional dan kecerdasan peserta didik.
c. Peserta didik berperan dominan dan dipandang sebagai suatu pribadi.
d. Guru berperan untuk membantu perkembangan peserta didik melalui pengalaman
belajar, fungsi sebagai psikolog, penguasaan metodologi pembelajaran, dan
fungsi sebgai narasumber.
4) Gaya mengajar interaksional.
Guru dalam pengajaran
interaksional senantiasa mengedepankan pendekatan dialogi dengan peserta didik
atau peserta didiknya sebagai bentuk interaksi yang dinamis. Guru dengan
peserta didik atau peserta didik dengan peserta didik lainnya saling
ketegantungan. Hal ini mengindikasikan guru dan peserta didik sama – sama
menjadi subjek pembelajaran, dan tidak ada yang dianggap sebagai yang paling
baik atau sebaliknya paling buruk. Gaya mengajar interaksional mempunyai ciri –
ciri sebagai berikut:
a. Materi pembelajaran berupa masalah – masalah situasional yang bersifat
sisio – kultural dan kontemporer.
b. Materi pembelajaran disampaikan dengan dua arah, yakni menggunakan
pendekatan dialogis atau tanya jawab antara guru dengan peserta didik dan
antara peserta didik satu dengan peserta didik lainnya.
c. Peserta didik berperan dominan dalam mengmukakan pandangannya tentang
realita, mendengarkan pendapat temannya, serta memodifikasi sebagai ide untuk
mencari bentuk baru yang lebih tajam dan valid.
d. Guru berperan dominan dalam menciptakan iklim belajar yang saling
ketergantungan, dan bersama peserta didik memodifikasi berbagai ide atau
pengetahuan untuk mencari bentuk baru yang lebih aktual dan terpercaya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar